“BUKAN
BAWANG MERAH BAWANG PUTIH”
*ADEGAN 1
(backsound Koi)
Disebuah desa Hiduplah sebuah
keluarga yang terdiri dari pak baskoro,bu shinta dan anaknya yang bernama Alya. Mereka hidup
bersama dan sangat bahagia. Namun kehidupan mereka berubah menjadi derita
ketika pak baskoro bangkrut dan harus pergi untuk merantau ke luar pulau. Sejak
kepergian Pak baskoro, istrinya sakit-sakitan.
Bu shinta : “alya...” (sambil batuk-batuk)
Alya : “iya
maa.. ada apa??”
Bu shinta : “kemarilah
sayank..”
Alya : “ada
apa ma..? mama haus?”
Bu Shinta : “kalau
seandainya suatu saat mama tidak ada, kamu harus tetap semangat untuk menjalani
hidup..”
Alya : “maa..
mama gak boleh bicara seperti itu.. alya yakin mama pasti bisa sembuh.. suatu
saat ayah akan pulang dan membawa mama ke Kota untuk menyembuhkan
mama..”(memeluk mamanya)
Ketika
sedang berbincang-bincang tiba-tiba terdengar pintu yg di gedor-gedor.
Bu shinta : “Al..
ada tamu.. cepat buka pintunya..”
Alya : “ahh
iya maa Alya buka pintu dulu.. siapa ya?? Tunggu sebentar??”
(membuka pintu)
greeekkk...
(backsound ayo
goyang dumang)
Anggun : “hai saudara tiriku..”
Alya : “
(kaget) maksud kamu apa? Kamu siapa?”
Bu shara : “kita
ini ibu dan adik tirimu... dimana ibumu yg sakit-sakitan itu?”(seraya masuk kedalam
rumah)
Alya : “tunggu
siapa kamu? Lancang sekali masuk ke dalam rumahku”
Anggun : “apa? Rumahmu? Ini rumahku bukan rumahmu..” (sambil
mendorong Alya)
Bu shinta : “alya..
siapa tamunya..??”
Bu shara : “haii
shinn.. apa kabar? Aku pikir kamu sudah mati..”
Bu shinta : “(kaget)
kak shara... apa yang kau inginkan..? mengapa kau ada disini?”
Bu shara : “
aku hanya ingin menempati rumah ini.. rumah yg sudah di wariskan mas baskoro
terhadap aku dan anakku”
Bu shinta : “apa
maksudmu kak..? rumah ini adalah milik anakku semua sudah diwariskan kepada
anakku bukan anakmu..” (sambil batuk-batuk)
Bu shara : “
kau itu sudah tidak layak hidup kau itu sudah bau.. bau tanah... jadi semua ini
milik aku.. aku juga istri sahnya mendiang mas baskoro..”
Bu shinta : “maksud
kakak, mendiang? Tidak.. tidak mungkin suamiku meninggal..”
Bu shara : “
jadi kau tidak tau bahwa suamimu yg sudah tua itu meninggal?? Hahahaha
kasihan.. tua bangka itu sudah meninggal ketika di tengah perjalanan, kapal yg
membawanya tenggelam dan hilang”
Alya : “tidak,,
tidak mungkin.. tidak,, maa semua itu bohong kan? Ayah nggak mungkin meninggal,
ayah pasti pulang kan ma? Tante ini siapa? Dia bukan ibu tiriku kan maa?”
(menghampiri ibunya sambil menangis)
Bu shinta : “(memeluk
alya) sudah nak.. sudah.. sabar nak.. semua ini sudah takdir ilahi.. semoga
saja ayahmu tenang disana”
Alya : “
jadi semua itu benar? Lalu tante ini siapa ma? Dan 2 cewek ini siapa?? Mereka
siapa ma?”
Bu shinta : “
maaf nak.. sebelumnya mama belum cerita bahwa kamu memiliki ibu dan adik tiri”
Bu shara : “
hehh jalang kamu percayakan..? bahwa kami ini memang keluargamu dan aku ibumu
jadi kamu harus patuh pada perintahku hahaha”
Anggi : “maa
anggi laper maa,,,”(menarik baju ibunya, bu shara)
Bu shara : “
heh kamu .... (menunjuk alya) kamu budek atau gimana?? Cepat masak adikmu
lapar..”
Alya : “
tapi kann..”
Bu shinta : “sudah
nak.. kasihan mereka lapar, cepat masak sesuatu untuk mereka”
Alya : “
baik maa..”
*ADEGAN 2
Hidup alya dan ibunya semakin
menderita sejak kedatangan mereka. Bahkan layaknya pembantu, Alya mengerjakan
pekerjaan rumah seperti, mencuci,memasak, menyapu,dll. Hingga suatu hari Alya
sangat terpukul ketika ibunya,Bu shinta meninggal dunia..
Bu shinta : “Al..
maafkan mama.. mama sudah tidak bisa menemani hidupmu lagi.. maaf.. maa..maa..
harus pergi”
Alya : “tidak..
mama.. mama.. bangun.. bangun maa... bangun.. alya takut,, alya tidak punya
siapa-siap lagi maa.. bangun maa...”
(backsouund saat
terakhir)
Seminggu setelah kepergian Bu
shinta, kekejaman bu shara dan anaknya semakin menjadi-jadi.
Anggun : “alya......... (berteriak memanggil alya) ihh mana sih cewek
jalang itu..? Alya........”
(Backsound Orochi)
Bu shara : “
heh heh.. ada apa ini? Kenapa berisik sekali sih?? Mama tuh lagi merepresh
pikiran nih..”
Anggi : “maaa
merefsresh maaa,, bukan merepresh..”
Bu shara : “ahh
anak kecil tau apa..? sudah sana masuk kamar ajaa..”
Anggi : “ahh
mama mah nggak asyik.. mau bilang ngerefresh aja malah ngerepresh... hahaha”
(seraya berlari)
Anggun : “hahahaha Anggi benar kok ma...”
Bu shara : “(melotot)
ada apa kok ribut sekali?”
Anggun : “itu lhoo maa.. si jalang... aku panggil-panggil nggak
nyaut..”
Bu shara : “kamu
nggak tau dia kan BUKIT..”
Anggun : “hahh? Bukit apa’an maa??”
Bu shara : “
ihh kamu malu-maluin mama banget sih bukit aja nggak tau.. bukit itu BUDEK
DIKIT-DIKIT hahahaha,,,,
Anggun : “hahahaha....”
Bu shara : “sudah
diam.. Alya..... kamu dimana??”
Alya : “iya
maa ada apa?” (menghampiri Bu shara)
Bu shara : “
mama mama.. GUE ini bukan mamamu,, panggil aku nyonya”
Anggun : “hmmm panggil aku nona”
Alya : “tapi
aku ini kan,,,,”
Bu shara : “
sudah,,,tidak ada,, tapi-tapian..”
Anggun : “heh.. aku laper,, cepat buatin aku nasi goreng..”
Bu shara : “
aku juga laper,, inget ya GLP”
Anggun : “ma,,, GPL bukan GLP”
Bu shara : “
iyaa GPL maksud mama”
Selang Beberapa
saat Alya pun datang dengan Nasi goreng pesanan ibu dan saudara tirinya
tersebut.
Alya : “maaf
maa, ehh nya.. ini nasi gorengnya”
Bu shara : “(mengambil
nasi goreng di tangan alya) cuiihh ini Nasi goreng apa racun??”
Anggun : “hahh? Ini enak kok maa..”
Bu shara : “anggun,
diam kamu.. dan kamu Alya buang nasi ini dan buatkan saya nasi goreng yg baru”
Alya : “baikk
nya...”( sambil membereskan nasi yang berserakan)
(Backsound
caravansary)
Alya pun pergi keluar berniat untuk
membuang nasi goreng tersebut.
Alya : “nasi..
maafkan alya, alya harus membuang kamu karena kalau tidak mama tiri aku akan
menghukumku...”
Ketika Alya akan membuang Nasi goreng
tersebut datanglah seorang nenek-nenek seraya berkata.
Nenek : “wahai
gadis cantik, akan kau apakan nasi malang itu?”
Alya : “maaf
nek, saya hendak membuang nasi ini”
Nenek : “kenapa
kau hendak membuangnya..? apakah nasi tersebut mempunyai salah padamu”
Alya : “tidak
nek.. tidak,, saya ingin sekali memakannya namun saya takut dimarahi oleh ibu
tiri saya karena dia telah menyuruhku membuangnya bukan memakannya..”
Nenek : “kenapa
ibu tirimu itu sangat kejam? Ya sudah biar nenek saja yang memakannya”
Alya : “tidak
nek jangan, kalau nenek mau, nanti alya buatkan yg baru karena kata ibu tiri
saya nasi ini tidak enak”
Nenek : “coba
nenek ingin cicipi (mencicipi nasi goreng tersebut) hmmm nasi goreng ini enak
sekali.. bolehkah nenek menghabisinya?”
Alya : “iya
nek.. boleh banget.. alya kedalam dulu ya nek mau mengambilkan nenek minum
“(tersenyum bahagia)
Nenek : “tunggu,, nenek punya sesuatu untuk
kamu..”( seraya menyerahkan sebuah lampu unik yg belum pernah dilihat alya)
Alya : “ini
lampu apa nek? Kenapa bentuknya sangat unik?”
Nenek : “lampu
ini bukan lampu biasa, lampu ini dapat menunjukkan kebenaran.. simpanlah lampu
ini karena lampu ini juga yg akan mempertemukanmu dengan seorang pangeran dan
mengubah nasibmu menjadi lebih baik”(menyodorkan sebuah lampu kecil yang cantik
kepada Alya)
Alya : “terima
kasih nek.. nenek tunggu disini sebentar yah. Alya ambilkan air minum dulu”
Alya pun masuk kedalam rumah untuk
mengambilkan air minum untuk nenek tersebut. Namun anehnya setelah alya keluar
ternyata nenek tersebut menghilang.
Alya : “nek...
lhooo neneknya kok hilang yaa..??” (bingung)
BU shara : “alyaaa...................
” (menuju alya)
Alya : “ahh
iya nya..”
Bu shara : “hehh
ngapain kamu disini..?”
Alya : “mmmmmm”
Bu Shara : “apa
itu?? Air minum untuk siapa??”
Alya : “ahh
tidak nyaa tadi ada seorang nenek.. kasihan dia haus..”
Bu shara : “ya
sudah masuk sana.. jangan pernah bicara sama seseorang yang gak kamu kenal..
kamu menegerti?”
Alya : “baik
nya..”
*Adegan 3
Di tempat yang berbeda ada seorang pangeran
bersama 2 pengawal kerajaannya. Mereka terlihat sangat kebingungan.
Pangeran Agra : “harus
kemana lagi saya mencari pemilik lampu seperti pemberian nenekku ini?”
Pengawal Jalal.1 : “sabar
yang mulia.. saya akan tetap membantu yang mulia”
Pengawal Jaka.2 : “benar
yang mulia saya juga”
Ketika mereka sedang kebingungan mereka
melihat 2 orang wanita yaitu Bu Shara dan Anggun.
Pangeran Agra : “pengawal..
lihat itu disana ada 2 orang wanita. Coba kalian tanya kepada mereka siapa tahu
diantara mereka ada yang pernah melihat lampu ini.”
P1+P2 : “baik
yang mulia”
Kedua pengawal tersebut pergi untuk
menghampiri 2 wanita tersebut.
Bu shara : “anggun
coba lihat disana.. sepertinya mereka dari sebuah kerajaan.. dan itu adalah
pangerannya..”
Anggun : “hahh?? Iya maa pangerannya sedang menuju kesini”
Bu Shara : “bukannnn......
yang menuuju kesini itu bukan pangeran tapi... mereka dalah pengawalnya..”
P.1 : “selamat
siang nyonya”
Bu shara : “iya
siang juga.. kalian ini siapa?”
P.2 : “kami
ini DUO PENGAWAL”
P,1 : “jak..
kamu ini apa-apaan.. jangan malu-maluin dong”
Anggun : “hai.. aku anggun”
P.2 : “hai..
aku jaka”
Bu Shara : “husss...
lalu maksud kalian datang kesini apa?”
P.1 : “pangeran
kami sedang mencari seorang wanita yang memiliki lampu yang sama seperti yang
dia miliki”
Bu shara : “lampu..?
lampu seperti apa?”
P.1 : “baiklah
mari ikut saya”. Pengawal jalal membawa bu shara menuju pangeran Agra. Karena
asyik berkenalan anggun dan jaka tertinggal di belakang.
p.Jaka : “anggun
sudah punya pacar..?”
Anggun : “ahh belum mas,,, mas sendiri?”
P.jaka : “mas
juga belum dek..”
Bu shara : “angguuuuuuuuuuuuunnnnnnnnnnnnnn,,,,,,,
ayo cepat kesini..”
Anggun : “ HAHHH iyaa maaaaa.....”
(backsound Lagu
Wali)
Pangeran Agra : “saya
pangeran Agra”
Bu Shara : “saya
Shara”(genit)
Pangeran Agra : “saya
ingin bertanya apakah ibu pernah melihat benda ini..?” (menunjukkan lampu)
Bu shara : “sepertinya
saya pernah melihat benda ini.. “
Pangeran Agra : “benarkah?”
Bu shara : “iyaa pangeran..”
Bu shara : “iyaa pangeran..”
Pangeran Agra : “rumah
ibu dimana?”
Bu shara : “di
gang sebelah sana nomer 24”
Pangeran Agra : “baiklah
bu terima kasih.. mungkin besok atau lusa saya akan kembali kesini dan kerumah
ibu karena saat ini hari sudah sore”
Bu shara : “iya
pangeran.. ”
Pangeran Agra : “baiklah
bu saya pamit”
Bu shara : “hati-hati
pangeran”
Setelah pangeran tersebut pergi. Bu shara
dan anggunpun pulang. Dirumah Bu shara merasa bingung. Kemana dia harus pergi
mencari lampuu seperti milik pangeran Agra.
(backsound pusing
pala barbie)
Bu shara : “kemana
aku harus mencari Lampu seperti milik pangeran Agra?”
Anggi : “maaa
Kak Alya dimana? Anggi pengen ngajak main nih”
Bu shara : “mama
gak tau.. cari sendiri saja...”
Anggi : “ihhh
anggi sebel sama mama dikit-dikit marah.. dikit-dikit salah...” (pergi dari
hadapan mamanya)
Anggun : “maa.. mama lagi mikirin apa? Kok kayaknya lagi kebingungan
banget?”
Bu shara : “iya
mama bingung harus mencari kemana lampu seperti milik pangeran Agra.. mama
ingin sekali mempunyai menantu seperti pangeran Agra..”
Anggun : “menantu untuk siapa maa..??”
Bu shara : “untuk
mama.....”
Anggun : “hahh? Mama pengen nikah sama brondong?”
Bu shara : “bukanlahhh
untuk kamu masak iya untuk si Alya”
Anggun : “tapi kan maa.... anggun masih muda”
Bu shara : “sudah
diam saja kamu.. mama ngantuk mau tidur”
Anggun : “baiklah maaa”
*Adegan 4
Keesokan harinya pangeran pun bergegas
untuk pergi kerumah Bu shara. Dengan hati berbunga-bunga berharap disanalah
tempat pendampingnya tinggal.
Pengawal Jalal : “Any
body Home?”
Pangeran Jaka : “Ani
BODI HOME?”
Alyapun membuka pintu. Alya kaget setelah
melihat ternyata di balik pintu adalah seorang pangeran tampan.
Pangeran Agra : “maaf
bu shara ada?”
Alya : “mau
cari mama?”
Pngeran Agra : “iya..
kamu ini siapa?”
Alya : “saya
putri dari Bu shara”
Pangeran Agra : “benarkah?
Apakah kamu memiliki lampu seperti ini?”
Alya : “iyaa
saya punya”
Bu shara : “
alya siapa tamunya?”
Alya : “mmmm”
Bu shara : “ohh
pangeran... kenapa kamu gak ngomong dari tadi kalau tamunya adalah pangeran
(melotot) oohhh iya...silahkan masuk ...”
Pangeran : “terima
kasih bu”
Bu shara : “alya
buatkan minum untuk pangeran”
Alya : “baik
nya...”
Pangeran : “bu..
itu putri ibu..? cantik sekali bu..”
Bu shara : “ahh
bukan dia hanya pembantu saya”
Pangeran : “apa?
Pembantu? Tapi kenapa tadi dia bilang kalau dia putri ibu?”
Bu shara : “Ahhh
tidakk....”
Pangeran : “tapi
dia memiliki lampu seperti ini”
Bu shara : “
itu tidak munngkin pangeran.. tunggu sebentar saya kedapur dulu”
Bu shara
meninggalkan pangeran dan kedua pengawalnya. Dia menghampiri alya di dapur.
Namun bu shara tidak menemukan alya. Dan ternyata alya ada dikamarnya.
Bu shara : “alya...
ada dimana dia? Seharusnya dia ada disini”
Anggun : “kenapa ma..? mama lagi nyari alya”
Bu shara : “iya..
apa kamu melihatnya?”(pergi menuju kamar alya)
Didalam kamar tersebut Alya sedang
memegang-megang sebuah lampu yang katanya dapat merubah nasib malangnya menjadi
indah. Alangkah kagetnya ketika Bu shara dengan serakahnya merampas lampu yang
dia pegang.
Alya : “jangan
ma,,, jangan... itu milik alya”
Bu shara : “apa..??
ini milikmu? Ini adalah milik anakku anggun”
Anggun : “sini....... ini milikku...”
Akhirnya Anggunpun mendapatkan lampu milik
alya. Bu shara dan anggunpun segera menuju kepada pangeran agra.
Pangeran : “bagaimana
bu..?”
Bu shara : “ini
pangeran... lampu ini adalah milik anakku Anggun bukan milik pembantu jalang
itu”
Pada saat Bu shara dan anggun menunjukkan
lampu tersebut. Tiba-tiba lampu tersebut menyala dan membuat bu shara dan
anggun kepanasan.
Bu shara : “aaaaaaaaaaaa
tidakk .... tidakkk... panasss,,, panasss,,, lampu apaaa iniii???”
Anggun : “mama... panasss maa..... panassss”
Bu shara dan anggunpun meninggal. Lampu
tersebut benar-benar menunjukkan kebenaran.
Alya : “mamaa....
anggun.. bangun.. maafkan alya maa”
Anggi : “maaa..
maaamaa.. kak anggun.... bangunn maa.. bangun kak.... kak alya mama kenapa? Kak
anggun kenapa?”
Pangeran : “sudah
dik... jangan menangis. Mama dan kakakmu telah menemui ajalnya. Dan lampu ini
telah menunjukkan kebenaran bahwa memang bukan mereka pemilik lampu ini namun
kak Alyamu”
Anggi : “kak..
maaafkan mama dan kak anggun ya kak... maafkan mereka. Sekarang anggi sudah
tidak punya siapa-siapa lagi..”
Alya : “kakak
sudah memaafkan mereka, anggi masih punya kak alya. Jadi anggi tidak boleh
merasa sedih. Kak alya akan melindungi anggi dan merawat anggi seperti adik
kakak sendiri”
Anggi : “terima
kasih kak..” (memeluk erat alya)
Pangeran : “alya..
lampu itu telah menunjukkan kebenarannya bahwa memang kamulah yang sudah
ditakdirkan untuk menjadi permaisuri hidupku.. sekarang maukah kamu menjadi
permaisuriku dan hidup bahagia bersamaku?”
Alya : “mmmmm
iya pangeran alya mau menjadi permaisuri pangeran dan hidup bahagia bersama
pangeran”
(backsound kamulah
takdirku)
Akhirnya alya mendapatkan sesuatu yang dulu
pernah dia rasakan, yaitu kebahagiaan. Dan pangeranpun menemukan permaisuri
hidupnya yaitu alya. Merekapun hidup bahagia.
^Jika itu bukan milikmu jangan pernah kamu
berpura-pura bahwa itu adalah milikmu. Karena kebenaran itu pasti akan muncul
seiring berjalannya waktu. Dan ingatlah bahwa dibalik kesedihan dalam cobaan
pasti akan ada sebuah kebahagiaan. Hanya saja Tuhan masih ingin melihat sejauh
mana kesabaranmu karena sebenarnya Tuhan telah mempersiapkan waktu yang tepat
untuk membuka tempat kebahagiaanmu itu.
THE
END